Breaking News
Loading...
Kamis, 04 Desember 2014

Info Post

Oleh: sutradara MJA Nashir (seniman Jawa), produser Sandra Niessen (antropolog Belanda/Kanada)
(untuk acara pemutaran film di Jong Batak Art Festival 2014, Medan)
Suku Batak memiliki salah satu tradisi tenun tertua di kepulauan Indonesia. Tenun (ulos) diyakini sebagai pelindungi tubuh dan jiwa. Rangsa merupakan sebuah genre puitis sastra lisan Batak. Rangsa ni Tonun mendiskripsikan secara sakral penciptaan tenun. Ditulis oleh Guru Sinangga ni Adji (1872) atas perintah misionaris Jerman. Lebih dari seabad tergeletak dan terlupakan di dalam arsip Eropa. Film ini menghidupkannya kembali. Dibuat di tahun 2010 - 2013, sutradara MJA Nashir (seniman Jawa), produser Sandra Niessen (antropolog Belanda/Kanada), pemeran para penenun Batak. Theme song dari tembang tradisi yang terlupakan, dihidupkan kembali oleh Suarasama. Di 2013, usai pemutaran di Eropa, Niessen dan Nashir mempulangkampungkan film ini ke Tano Batak dengan memutarnya di kampung-kampung. Menjadi inspirasi bagi budaya lokal dan tradisi tenun yang sedang krisis dan terancam punah. Diputar di event Jong Batak Art Festival 2014 sebagai dukungan kepada generasi muda Batak dalam melestarikan tradisi. Pemutaran ini juga menjadi media ‘in memoriam' dari seorang pemuda Batak, Restuala Namora Pakpahan yang baru saja meninggal dunia, 19 Juli 2014. Pemuda yang terpilih mewakili Batak di Kongres Kebudayaan Pemuda Indonesia 2012 tersebut telah berjasa besar dalam menghidupkan kembali tradisi tenun dan pewarnaan alam di kampung halamannya, Muara serta proses pembuatan film ini.
Kegiatan ini akan berlangsung pada tgl 25 okt 2014,pukul 19.30 wib
Performance Art dari :Forum Anak Muara, Pembacaan Puisi Dan Diskusi.

0 komentar:

Posting Komentar