RANGSA NI TONUN
Oleh: sutradara MJA Nashir (seniman Jawa), produser Sandra Niessen (antropolog Belanda/Kanada)
(untuk acara pemutaran film di Jong Batak Art Festival 2014, Medan)
Suku Batak memiliki salah satu tradisi tenun tertua di kepulauan
Indonesia. Tenun (ulos) diyakini sebagai pelindungi tubuh dan jiwa.
Rangsa merupakan sebuah genre puitis sastra lisan Batak. Rangsa ni Tonun
mendiskripsikan secara sakral penciptaan tenun. Ditulis oleh Guru
Sinangga ni Adji (1872) atas perintah misionaris Jerman. Lebih dari
seabad tergeletak dan terlupakan di dalam arsip Eropa. Film ini
menghidupkannya kembali. Dibuat di tahun 2010 - 2013, sutradara MJA
Nashir (seniman Jawa), produser Sandra Niessen (antropolog
Belanda/Kanada), pemeran para penenun Batak. Theme song dari tembang
tradisi yang terlupakan, dihidupkan kembali oleh Suarasama. Di 2013,
usai pemutaran di Eropa, Niessen dan Nashir mempulangkampungkan film ini
ke Tano Batak dengan memutarnya di kampung-kampung. Menjadi inspirasi
bagi budaya lokal dan tradisi tenun yang sedang krisis dan terancam
punah. Diputar di event Jong Batak Art Festival 2014 sebagai dukungan
kepada generasi muda Batak dalam melestarikan tradisi. Pemutaran ini
juga menjadi media ‘in memoriam' dari seorang pemuda Batak, Restuala
Namora Pakpahan yang baru saja meninggal dunia, 19 Juli 2014. Pemuda
yang terpilih mewakili Batak di Kongres Kebudayaan Pemuda Indonesia 2012
tersebut telah berjasa besar dalam menghidupkan kembali tradisi tenun
dan pewarnaan alam di kampung halamannya, Muara serta proses pembuatan
film ini.
Kegiatan ini akan berlangsung pada tgl 25 okt 2014,pukul 19.30 wib
Performance Art dari :Forum Anak Muara, Pembacaan Puisi Dan Diskusi.
Jong Batak Arts Festival Present " Rangsa Ni Tonun"
Info Post
0 komentar:
Posting Komentar