Memasuki hari kedua, Jong Bataks Arts Festival mempersembahkan pemutaran film “ngara” serta perform arts dari para seniman yang akan mengangkat nuansa budaya Karo dan “markombur”. Setelah sehari sebelumnya, menampilkan seni dan budaya dari Toba.
Kegiatan “markombur” digelar di
Lapo Jong dengan mengambil konsep bercerita “ngalur ngidul” di warung kopi yang
lazim dilakukan masyarakat Sumatera Utara, dengan tidak dibebani tema khusus
dan moderator. Hal-hal yang dibahas menyangkut apa saja, terutama
peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Menurut Adie Damanik, selaku
kordinator “markombur”, ngobrol-ngobrol santai semacam ini adalah satu bentuk
kecerdasan sekaligus kepekaan yang dimiliki masyarakat, khususnya Sumatera
Utara. Ketika orang “markombur” biasanya segala macam hal direspon dan dibahas.
Baik politik, ekonomi maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Untuk itu, Jong Bataks Arts Festival akan mengangkat kebiasaan itu di atas
panggung sebagai bagian dari seni tradisi yang dimiliki masyarakat Sumatera
Utara. Panggung pun ditata serupa warung kopi tempat orang-orang “markombur”.
Selain menampilkan “markombur”
kegiatan lain di hari kedua Jong Bataks Arts Festival adalah pemutaran film “Ngara”.
Film yang disutradarai Ori Semloko ini, mengangkat lokalitas Karo yang
mengangkat silat (dikar) Karo.
Begitupula dengan para penampil lain juga mengangkat nuansa Karo dalam
pertunjukannya.
Sebelumnya, open ceremony Jong
Bataks Arts Festival dibuka langsung oleh Maeva Salma, dari Direktorat
Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam
sambutannya, Maeva mengaku bangga dan mendukung kegiatan ini.
“Kita berharap kerjasama yang
baik ini akan berlangsung terus di tahun-tahun mendatang. Kegiatan ini sangat
positif, apalagi digagas oleh orang-orang muda yang sangat perduli dengan seni
dan budayanya,” ujar Maeva.
Di hari pertama, Jong Bataks Arts
Festival yang digagas Rumah Karya Indonesia (RKI), diisi dengan pameran seni
rupa dan foto geopark Toba serta diskusi geopark Toba yang menghadirkan
pembicara Gagarin Sembiring (Geolog sekaligus tim percepatan geopark Kaldera
Toba) Irwansyah Harahap (budayawan dan Ketua Prodi S2 Fakultas Ilmu Budaya USU)
Mangaliat Simarmata (Aktivis geopark Kaldera Toba dari Jendela Toba). Pemutaran
film “Rangsa Ni Tonun” serta “Tribute to Restuala Namora Pakpahan” (penggiat
ulos asal Muara). Uning-uningan dari Forum Anak Muara, pembacaan puisi oleh
para seniman Medan dan Jawa Tengah.
0 komentar:
Posting Komentar