Breaking News
Loading...
Kamis, 04 Desember 2014

Info Post

Memasuki hari kedua, Jong Bataks Arts Festival mempersembahkan pemutaran film “ngara” serta perform arts dari para seniman yang akan mengangkat nuansa budaya Karo dan “markombur”. Setelah sehari sebelumnya, menampilkan seni dan budaya dari Toba.
Kegiatan “markombur” digelar di Lapo Jong dengan mengambil konsep bercerita “ngalur ngidul” di warung kopi yang lazim dilakukan masyarakat Sumatera Utara, dengan tidak dibebani tema khusus dan moderator. Hal-hal yang dibahas menyangkut apa saja, terutama peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Menurut Adie Damanik, selaku kordinator “markombur”, ngobrol-ngobrol santai semacam ini adalah satu bentuk kecerdasan sekaligus kepekaan yang dimiliki masyarakat, khususnya Sumatera Utara. Ketika orang “markombur” biasanya segala macam hal direspon dan dibahas. Baik politik, ekonomi maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Untuk itu, Jong Bataks Arts Festival akan mengangkat kebiasaan itu di atas panggung sebagai bagian dari seni tradisi yang dimiliki masyarakat Sumatera Utara. Panggung pun ditata serupa warung kopi tempat orang-orang “markombur”.
Selain menampilkan “markombur” kegiatan lain di hari kedua Jong Bataks Arts Festival adalah pemutaran film “Ngara”. Film yang disutradarai Ori Semloko ini, mengangkat lokalitas Karo yang mengangkat silat (dikar) Karo.  Begitupula dengan para penampil lain juga mengangkat nuansa Karo dalam pertunjukannya.
Sebelumnya, open ceremony Jong Bataks Arts Festival dibuka langsung oleh Maeva Salma, dari Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam sambutannya, Maeva mengaku bangga dan mendukung kegiatan ini.
“Kita berharap kerjasama yang baik ini akan berlangsung terus di tahun-tahun mendatang. Kegiatan ini sangat positif, apalagi digagas oleh orang-orang muda yang sangat perduli dengan seni dan budayanya,” ujar Maeva.
Di hari pertama, Jong Bataks Arts Festival yang digagas Rumah Karya Indonesia (RKI), diisi dengan pameran seni rupa dan foto geopark Toba serta diskusi geopark Toba yang menghadirkan pembicara Gagarin Sembiring (Geolog sekaligus tim percepatan geopark Kaldera Toba) Irwansyah Harahap (budayawan dan Ketua Prodi S2 Fakultas Ilmu Budaya USU) Mangaliat Simarmata (Aktivis geopark Kaldera Toba dari Jendela Toba). Pemutaran film “Rangsa Ni Tonun” serta “Tribute to Restuala Namora Pakpahan” (penggiat ulos asal Muara). Uning-uningan dari Forum Anak Muara, pembacaan puisi oleh para seniman Medan dan Jawa Tengah.

0 komentar:

Posting Komentar