Breaking News
Loading...
Sabtu, 15 Agustus 2015

Info Post
FESTIVAL FILM PELAJAR SUMATERA UTARA
Email: festivalfilmpelajarsumut@gmail.com

Latar Belakang


Bangsa Indonesia dibangun dengan beberapa pilar, salah satunya adalah Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Pilar ini merupakan kekuatan pembentuk jati diri bangsa yang terdiri dari keanekaragaman suku, bahasa, agama, seni, budaya, dll. Masing-masing elemen memiliki karakter yang telah hidup dan berakar kuat, kemudian membentuk kekuatan dan keunikan nusantara. Keanekaragaman ini diperkokoh lagi dengan kesadaran satu tanah air Indonesia. Maka, lengkaplah kekuatan Indonesia sebagai sebuah bangsa yang siap menyongsong masa depan lebih baik di berbagai sektor kehidupan.

Bhinneka Tunggal Ika tidak sekadar semboyan bangsa Indonesia. Ia harus dipahami sebagai tali perekat keanekaragaman. Apabila tali ini terkoyak, maka akan terjadi kerenggangan hubungan sosial dan lainnya. Untuk menjaga dan menghindari hal ini kita harus memiliki pemikiran, sikap dan perilaku yang baik untuk mengawal Bhinneka Tunggal Ika agar tetap solid dan mampu memfasilitasi seluruh keanekaragaman yang hidup, tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Ikhtiar untuk membumikan Bhinneka Tunggal Ika agar tidak dipahami hanya sebatas slogan dapat dimulai dengan berbagai cara. Para pemikir berkarya dengan wacana/diskursus kritisnya. Para agamawan/rohaniwan berkarya dengan menebar suara-suara kedamaian dan kesejukan. Para pamong pemerintah berkarya dengan memfasilitasi dialektika ke-Bhinneka-an. Para aktivis berkarya dengan advokasi dan kerja-kerja pemberdayaan masyakarat. Kalangan pendidikan dan seni dapat berkolaborasi menyelenggarakan kegiatan apresiasi dan memfasilitasi ruang ekspresi serta silaturahmi. Karya-karya ini akan menjadikan kesadaran ber-Bhinneka Tunggal Ika menjadi sebuah praktik hidup keseharian yang alami dan bermanfaat. 

Berdasarkan paparan di atas, Panitia Festival Film Pelajar Sumatera Utara menganggap bahwa pemahaman atas kebhinnekaan itu perlu bagi pelajar mengingat kondisi masyarakat Sumatera Utara yang sangat multikultur. Beragam suku, bahasa, ras dan agama serta keyakinan yang berbeda-beda dapat kita temukan di Sumatera Utara, sehingga tidak salah jika Sumatera Utara disebut merupakan salah satu miniatur dari Indonesia.
Kegiatan ini menjadi tahap lanjutan dari kegiatan sebelumnya dimana dua lembaga Rumah Karya Indonesia dan Yakoma PGI telah melakukan workshop film di 8 Kota di Sumatera Utara pada tanggal 17-27 Februari 2015 yang menghasilkan sekitar 33 film fiksi. Hal inilah yang mendorong panitia bahwa semangat itu ada, namun pada kali ini bukan hanya Festival saja panitia juga memberikan master class bagi peserta mengingat pemahaman pelajar akan film di Sumatera Utara masih minim.

Penyelenggaraan Festival Film Sumatera Utara diharapkan mampu memfasilitasi ruang apresiasi, ekspresi dan silaturahmi komunitas serta karya film pelajar Indonesia yang bertema Bhineka Tunggal Ika. Dalam hal ini kebhinekaan yang dimaksud akan lebih dikhususkan pada toleransi antar umat beragama. Pada tataran praktis yang terkait dengan film, tema ini dapat dielaborasi lagi sesuai dengan cerita lingkungan terdekat kita, misalnya cerita/profil tentang tokoh agama, adat, atau masyarakat yang memelihara perdamaian antar umat beragama, suatu kegiatan yang menggambarkan keberagaman agama, kreatifitas komunitas heterogen (anggotanya terdiri  dari berbagai agama yang berbeda), ataupun sekolah dan pemerintah daerah di lingkungan kita yang konsisten menjaga nilai-nilai toleransi antar umat beragama, serta peristiwa-peristiwa lainnya yang bisa terjadi disekitar kita dan menunjukkan adanya toleransi antar umat beragama. Festival Film Sumatera Utara membuka ruang kreativitas seluas-luasnya untuk membumikan Bhinneka Tunggal Ika ke dalam bentuk seni film yang estetis dan komunikatif.

Tujuan dan Manfaat
1.     Membumikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika di kalangan komunitas film        pelajar Sumatera Utara.
2.    Belajar bersama memahami dan menggunakan film sebagai sarana ekspresi seni,     komunikasi dan pendidikan kritis.
3.    Berbagi pengetahuan, pengalaman dan keterampilan pembuatan film.
4.    Silaturahmi komunitas dan karya film pelajar Sumatera Utara.
5.    Menumbuhkembangkan kepedulian berbagai pihak dalam mendukung dan    membina komunitas dan karya film pelajar Sumatera Utara.

Peserta

Pelajar Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA, SMK, MA) serta yang sederajat se-Sumatera Utara.


Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan Festival Film pelajar Sumatera Utara dibagi dalam 3 Tahap yakni.
No
Tanggal
Deskripsi Kegiatan
Keterangan
1
1 Agustus-31 Agustus 2015
Promosi Kegiatan, Surat Menyurat, Fundraising, Pengumpulan Sinopsis Film

2
31 Agustus 2015
Batas Akhir Pengumpulan Karya Pukul 00: 00 Wib, Baik Secara Pos dan e-mail

3
1 September-07 September 2015
Seleksi Karya dalam Bentuk Sinopsis.

4
07 September 2015
Pengumuman 10 Karya Terbaik Untuk Masuk dalam Master Class

5
11-13 September 2015
Kelas Film  ( peserta yang masuk dalam Kelas Film akan subsisdi dalam pembuatan film)
Yang berhak mengikuti master class adalah 3 Orang/Group yakni, Sutradara, Penulis Skenario, Kameramen.
6
14 September -14 Oktober 2015
Produksi Karya

7
15-17 Oktober 2015
Penjurian

8
29 Oktober
Pengumuman Pemenang


Kategori Karya
1.     Fiksi (live action dan animasi)

Ketentuan Karya
1.     Tema: Bhinneka Tunggal Ika ( Pruralisme )
2.    Durasi maksimal 10 (sepuluh) menit.
3.    Tahun produksi/pembuatan 2015.
4.    Karya dibuat oleh individu atau kelompok, dalam satu sekolah yang sama atau     berbeda, dan dikirimkan atas nama sekolah yang diikuti sutradara.
5.    Tim produksi adalah pelajar aktif, maksimal duduk di kelas XI atau XII pada    semester genap tahun akademik 2014/2015 (dibuktikan dengan hasil scan kartu     pelajar). 
6.    Apabila karya menggunakan dialog/narasi bahasa daerah, maka harus diberi    subtitle bahasa Indonesia. 
7.    Tiap sekolah boleh mengirimkan lebih dari 1 (satu) karya.
8.    Karya yang pernah mengikuti festival lain, boleh diikutsertakan.
9.    Karya dikirimkan dalam bentuk DVD (PAL system), menggunakan cashing    dengan ukuran 8 x 11 cm, diberi cover design.
10.  Musik/lagu dan materi lainnya (foto, kliping, grafis, dll) yang digunakan dalam    film tidak boleh menggunakan milik orang lain, kecuali ada ijin tertulis dari    pembuatnya (yang diberikan surat kuasa). 
11.   Hak cipta karya menjadi milik peserta. Khusus untuk kepentingan publikasi    festival, penyelenggara dapat menggunakan materi foto dan/atau video karya    peserta, sebagian maupun utuh, khususnya untuk ditampilkan di situs media    publikasi Yakoma PGI, Rumah Karya Indonesia dan ASB
12.  Karya dan kelengkapannya yang tidak sesuai dengan ketentuan akan    didiskualifikasi.
13.  Keputusan juri adalah mutlak, tidak bisa diganggu gugat.
14.  Jika dikemudian hari didapatkan bukti bahwa karya pemenang diragukan     keasliannya, maka penyelenggara berhak membatalkan dan menarik     penghargaan yang sudah diberikan.

Penyelenggara
Panitia Festival Film Pelajar Sumatera Utara

bekerja sama dengan Rumah Karya Indonesia, Yakoma PGI dan ASB

0 komentar:

Posting Komentar