FESTIVAL FILM PELAJAR SUMATERA UTARA
Email: festivalfilmpelajarsumut@gmail.com
Latar Belakang
Bangsa
Indonesia dibangun dengan beberapa pilar, salah satunya adalah Bhinneka Tunggal
Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Pilar ini merupakan kekuatan pembentuk
jati diri bangsa yang terdiri dari keanekaragaman suku, bahasa, agama, seni,
budaya, dll. Masing-masing elemen memiliki karakter yang telah hidup dan
berakar kuat, kemudian membentuk kekuatan dan keunikan nusantara.
Keanekaragaman ini diperkokoh lagi dengan kesadaran satu tanah air Indonesia.
Maka, lengkaplah kekuatan Indonesia sebagai sebuah bangsa yang siap menyongsong
masa depan lebih baik di berbagai sektor kehidupan.
Bhinneka
Tunggal Ika tidak sekadar semboyan bangsa Indonesia. Ia harus dipahami sebagai
tali perekat keanekaragaman. Apabila tali ini terkoyak, maka akan terjadi
kerenggangan hubungan sosial dan lainnya. Untuk menjaga dan menghindari hal ini
kita harus memiliki pemikiran, sikap dan perilaku yang baik untuk mengawal Bhinneka
Tunggal Ika agar tetap solid dan mampu memfasilitasi seluruh keanekaragaman
yang hidup, tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Ikhtiar
untuk membumikan Bhinneka Tunggal Ika agar tidak dipahami hanya sebatas slogan
dapat dimulai dengan berbagai cara. Para pemikir berkarya dengan
wacana/diskursus kritisnya. Para agamawan/rohaniwan berkarya dengan menebar
suara-suara kedamaian dan kesejukan. Para pamong pemerintah berkarya dengan
memfasilitasi dialektika ke-Bhinneka-an. Para aktivis berkarya dengan advokasi
dan kerja-kerja pemberdayaan masyakarat. Kalangan pendidikan dan seni dapat
berkolaborasi menyelenggarakan kegiatan apresiasi dan memfasilitasi ruang
ekspresi serta silaturahmi. Karya-karya ini akan menjadikan kesadaran
ber-Bhinneka Tunggal Ika menjadi sebuah praktik hidup keseharian yang alami dan
bermanfaat.
Berdasarkan
paparan di atas, Panitia Festival Film Pelajar Sumatera Utara menganggap bahwa
pemahaman atas kebhinnekaan itu perlu bagi pelajar mengingat kondisi masyarakat
Sumatera Utara yang sangat multikultur. Beragam suku, bahasa, ras dan agama
serta keyakinan yang berbeda-beda dapat kita temukan di Sumatera Utara, sehingga
tidak salah jika Sumatera Utara disebut merupakan salah satu miniatur dari
Indonesia.
Kegiatan
ini menjadi tahap lanjutan dari kegiatan sebelumnya dimana dua lembaga Rumah
Karya Indonesia dan Yakoma PGI telah melakukan workshop film di 8 Kota di
Sumatera Utara pada tanggal 17-27 Februari 2015 yang menghasilkan sekitar 33
film fiksi. Hal inilah yang mendorong panitia bahwa semangat itu ada, namun
pada kali ini bukan hanya Festival saja panitia juga memberikan master class
bagi peserta mengingat pemahaman pelajar akan film di Sumatera Utara masih
minim.
Penyelenggaraan
Festival Film Sumatera Utara diharapkan mampu memfasilitasi ruang apresiasi,
ekspresi dan silaturahmi komunitas serta karya film pelajar Indonesia yang
bertema Bhineka Tunggal Ika. Dalam hal ini kebhinekaan yang dimaksud akan lebih
dikhususkan pada toleransi antar umat beragama. Pada tataran praktis yang
terkait dengan film, tema ini dapat dielaborasi lagi sesuai dengan cerita
lingkungan terdekat kita, misalnya cerita/profil tentang tokoh agama, adat,
atau masyarakat yang memelihara perdamaian antar umat beragama, suatu kegiatan
yang menggambarkan keberagaman agama, kreatifitas komunitas heterogen
(anggotanya terdiri dari berbagai agama
yang berbeda), ataupun sekolah dan pemerintah daerah di lingkungan kita yang
konsisten menjaga nilai-nilai toleransi antar umat beragama, serta
peristiwa-peristiwa lainnya yang bisa terjadi disekitar kita dan menunjukkan
adanya toleransi antar umat beragama. Festival Film Sumatera Utara membuka
ruang kreativitas seluas-luasnya untuk membumikan Bhinneka Tunggal Ika ke dalam
bentuk seni film yang estetis dan komunikatif.
Tujuan dan Manfaat
1. Membumikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika di
kalangan komunitas film pelajar Sumatera Utara.
2. Belajar bersama memahami dan menggunakan film
sebagai sarana ekspresi seni, komunikasi
dan pendidikan kritis.
3. Berbagi pengetahuan, pengalaman dan keterampilan
pembuatan film.
4. Silaturahmi komunitas dan karya film pelajar
Sumatera Utara.
5. Menumbuhkembangkan kepedulian berbagai pihak dalam
mendukung dan membina komunitas dan karya film pelajar Sumatera
Utara.
Peserta
Pelajar
Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA, SMK,
MA) serta yang sederajat se-Sumatera Utara.
Pelaksanaan
Dalam
pelaksanaan Festival Film pelajar Sumatera Utara dibagi dalam 3 Tahap yakni.
No
|
Tanggal
|
Deskripsi Kegiatan
|
Keterangan
|
1
|
1 Agustus-31 Agustus 2015
|
Promosi Kegiatan, Surat Menyurat, Fundraising,
Pengumpulan Sinopsis Film
|
|
2
|
31 Agustus 2015
|
Batas Akhir Pengumpulan Karya Pukul 00: 00 Wib, Baik
Secara Pos dan e-mail
|
|
3
|
1 September-07 September 2015
|
Seleksi Karya dalam Bentuk Sinopsis.
|
|
4
|
07 September 2015
|
Pengumuman 10 Karya Terbaik Untuk Masuk dalam Master
Class
|
|
5
|
11-13 September 2015
|
Kelas Film (
peserta yang masuk dalam Kelas Film akan subsisdi dalam pembuatan film)
|
Yang berhak mengikuti master class adalah 3
Orang/Group yakni, Sutradara, Penulis Skenario, Kameramen.
|
6
|
14 September -14 Oktober 2015
|
Produksi Karya
|
|
7
|
15-17 Oktober 2015
|
Penjurian
|
|
8
|
29 Oktober
|
Pengumuman Pemenang
|
Kategori Karya
1. Fiksi (live action dan animasi)
Ketentuan Karya
1. Tema: Bhinneka Tunggal Ika ( Pruralisme )
2. Durasi maksimal 10 (sepuluh) menit.
3. Tahun produksi/pembuatan 2015.
4. Karya dibuat oleh individu atau kelompok, dalam
satu sekolah yang sama atau berbeda,
dan dikirimkan atas nama sekolah yang diikuti sutradara.
5. Tim produksi adalah pelajar aktif, maksimal duduk
di kelas XI atau XII pada semester
genap tahun akademik 2014/2015 (dibuktikan dengan hasil scan kartu pelajar).
6. Apabila karya menggunakan dialog/narasi bahasa
daerah, maka harus diberi subtitle
bahasa Indonesia.
7. Tiap sekolah boleh mengirimkan lebih dari 1 (satu)
karya.
8. Karya yang pernah mengikuti festival lain, boleh
diikutsertakan.
9. Karya dikirimkan dalam bentuk DVD (PAL system),
menggunakan cashing dengan ukuran 8 x 11 cm, diberi cover design.
10. Musik/lagu dan materi lainnya (foto, kliping,
grafis, dll) yang digunakan dalam film tidak boleh menggunakan milik orang lain, kecuali ada ijin
tertulis dari pembuatnya (yang diberikan surat kuasa).
11. Hak cipta karya menjadi milik peserta. Khusus
untuk kepentingan publikasi festival,
penyelenggara dapat menggunakan materi foto dan/atau video karya peserta, sebagian maupun utuh, khususnya untuk
ditampilkan di situs media publikasi
Yakoma PGI, Rumah Karya Indonesia dan ASB
12. Karya dan kelengkapannya yang tidak sesuai dengan
ketentuan akan didiskualifikasi.
13. Keputusan juri adalah mutlak, tidak bisa diganggu
gugat.
14. Jika dikemudian hari didapatkan bukti bahwa karya
pemenang diragukan keasliannya, maka penyelenggara berhak membatalkan
dan menarik penghargaan yang sudah diberikan.
Penyelenggara
Panitia
Festival Film Pelajar Sumatera Utara
bekerja
sama dengan Rumah Karya Indonesia, Yakoma PGI dan ASB
0 komentar:
Posting Komentar